Kamis, 22 April 2010

Teknik Trouble Shooting Komponen Elektronika

Teknik Trouble Shooting Komponen Elektronika

gunakan multimeter analog untuk mengetes komponen
Semua pengetesan berikut menggunakan ohm meter, kondisi komponen yang dites kondisinya tidak terhubung dengan rangkaian(terlepas dari PCB)
perlu diketahui, pada ohm meter analog, probe positif (merah) mempunyai potensial yg lebih rendah daripada probe negatif (hitam), artinya pada internal ohm meter probe merah terhubung dengan -batere dan probe hitam terhubung dengan +battere

A. Resistor
lihat kode warna pada resistor hitung berapa nilai hambatannya lalu lakukan pengukuran dan bandingkan dengan nilai hambatan tersebut dengan hasil pengukuran . jika cukup mendekati, maka komponen tsb masih bagus.

B. Kapasitor
Kapasitor yg bisa dites dg multimeter analog biasanya adalah C dg nilai > 100nF. tempelkan probe pada kedua kaki komponen, sambil melihat jarum penunjuk. begitu kaki ditempelkan, maka jarum akan menyimpang sesaat dan kemudian kembali ke posisi paling kiri. semakin besar nilai C, maka pergerakan jarum semakin kekanan dan kembali ke kiri semakin lambat.

hal ini untuk mengetes masih bagus atau tidaknya capasitor kita tidak dapat tahu nilai pasti C tsb. untuk C dg nilai lebih kecil, maka jarum tidak menyimpang. jika menyimpang berarti C tsb short. read more




C. Dioda
hubungkan probe merah pada kaki anoda dan hitam pada katoda, jarum tidak menyimpang.
tempelkan probe hitam pada kaki anoda dan merah pada katoda, jarum menyimpang kurang lebih 50%.

kalau untuk reparasi biasanya ada hal-hal yg sepele yg bisa dilakukan,
misalnya resistor --> biasanya rusaknya pada fisik (cracking and charrng), yaitu ketika arus yg gede lewat jadinya kepanasan akibatnya resistansi meningkat dan resistor menjadi "open".
yg keduanya charring atau discolouring, maka resistor yg warnanya sudah pudar bisa diganti, karena biasanya kalau di cek dengan ohmmeter tetep bagus tetapi akan mengalami breakdown (open) ketika diberi Tegangan (under voltage in the circuit).
=
ohmmeter ini merupakan alat yg penting dalam servise elektronika karena bisa digunakan untuk mengukur kontinuitas dari komponen, komponen yg punya kontinuitas punya resistance hampir NOL, sedang yg tidak punya contonuity having infinite resistance.
=
misalnya mengecek FUSE maka FUSE yg baik harusnya akan terbaca 0 OHM, tapi Open (blown) FUSE akan mempunyai Infinite resistance.
hmmm...banyak sekali sih yg harus di tulis, jadi capek, besok aja kalau ketemu di kelas, lebih enak ngomong daripada nulis
jadi saya ringkas saja
=
untuk capacitor ada beberapa cara
1. mengukur tahanan (resistance measurement)
2. mengecek Capacitance (capacitance checker)
3. Spark Test
4. Bridging
5. substitution
=
untuk transistor ada 3 basic pengukuran
E gain --> common collector harus low, yg lainnya high
I gain --> common base harus Low, yg lainnya high
Input Z --> Cbase (low), C-emitter (moderate), C-Colloector (High)
Ouput Z --> Common Collector harus Low yg lain High
Power Gain --> C base (moderate), C emitter (high), C collector (moderate

selain mengecek resitansi dengan ohm meter ada beberapa teknik yg lain
1. pengukuran Tegangan
2. Heating and or freezing
3. Signal Tracing
4. Substitusion
5. Transistor Cut off

tapi pada dasarnya untuk reparasi (maksud per?annya kan untuk reparasi to?)
ada beberapa step yg mesti diperhatikan
1. bertanya pada yg punya penyebab masalah/kerusakan dst (describe the problem)
2. bandingkan dengan problem yg sejenis yg pernah ditemukan
3. mungkin tidak ada masalah, hanya kesalahan pengoperasian (karena yg pernah saya tahu, ada Televisi yg tidak bisa menampilkan gambar, ternyata hanya karena si empunya membersihkan bagian dalam dan ada saklar yg berubah dari On ke OFF )
(describe all differences, seperti noise, bau yg aneh seperti terbakar dsb)
4. bandingkan komponen mana yg masih Ok mana yg tidak dan seberapa jauh kerusakannya
5. yakinkan dengan testing, lihat yg mungkin tidak tertangkap jelas seperti toleransi komponen yg sudah berubah, atau perubahan warna dari komponen


Tidak ada komentar:

Posting Komentar