Teknik Trouble Shooting Komponen Elektronika


Teknik Trouble Shooting Komponen Elektronika


untuk melakukan test komponen, sebaiknya gunakan multimeter analog.
Semua pengetesan berikut menggunakan ohm meter.
perlu diketahui, pada ohm meter analog, probe positif (merah) mempunyai potensial yg lebih rendah daripada probe negatif (hitam).

A. Resistor
Cukup dengan mencocokan nilai pada gelang dgn nilai terukur. jika cukup mendekati, maka komponen tsb masih bagus.

B. Kapasitor
Kapasitor yg bisa dites dg multimeter analog biasanya adalah C dg nilai > 100nF. tempelkan probe pada kedua kaki komponen, sambil melihat jarum penunjuk. begitu kaki ditempelkan, maka jarum akan menyimpang sesaat dan kemudian kembali ke posisi paling kiri. semakin besar nilai C, maka pergerakan jarum semakin lambat.

Kelamhannya, kita tidak dapat tahu nilai pasti C tsb. untuk C dg nilai lebih kecil, maka jarum tidak menyimpang. jika menyimpang berarti C tsb short.

C. Dioda
tempelkan probe merah pada kaki anoda dan hitam pada katoda, jarum tidak menyimpang.
tempelkan probe hitam pada kaki anoda dan merah pada katoda, jarum menyimpang kurang lebih 50%.

D. Transistor
silahkan dilanjutkan....

kalau untuk reparasi biasanya ada hal-hal yg sepele yg bisa dilakukan,
misalnya resistor --> biasanya rusaknya pada fisik (cracking and charrng), yaitu ketika arus yg gede lewat jadinya kepanasan akibatnya resistansi meningkat dan resistor menjadi "open".
yg keduanya charring atau discolouring, maka resistor yg warnanya sudah pudar bisa diganti, karena biasanya kalau di cek dengan ohmmeter tetep bagus tetapi akan mengalami breakdown (open) ketika diberi Tegangan (under voltage in the circuit).
=
ohmmeter ini merupakan alat yg penting dalam servise elektronika karena bisa digunakan untuk mengukur kontinuitas dari komponen, komponen yg punya kontinuitas punya resistance hampir NOL, sedang yg tidak punya contonuity having infinite resistance.
=
misalnya mengecek FUSE maka FUSE yg baik harusnya akan terbaca 0 OHM, tapi Open (blown) FUSE akan mempunyai Infinite resistance.
hmmm...banyak sekali sih yg harus di tulis, jadi capek, besok aja kalau ketemu di kelas, lebih enak ngomong daripada nulis
jadi saya ringkas saja
=
untuk capacitor ada beberapa cara
1. mengukur tahanan (resistance measurement)
2. mengecek Capacitance (capacitance checker)
3. Spark Test
4. Bridging
5. substitution
=
untuk transistor ada 3 basic pengukuran
E gain --> common collector harus low, yg lainnya high
I gain --> common base harus Low, yg lainnya high
Input Z --> Cbase (low), C-emitter (moderate), C-Colloector (High)
Ouput Z --> Common Collector harus Low yg lain High
Power Gain --> C base (moderate), C emitter (high), C collector (moderate

selain mengecek resitansi dengan ohm meter ada beberapa teknik yg lain
1. pengukuran Tegangan
2. Heating and or freezing
3. Signal Tracing
4. Substitusion
5. Transistor Cut off

keterangannya lain kali ya
mungkin sulit dipahami karena masih menggunakan istilah2 anak kuliahan
karena ini sebenarnya bahan kuliah untuk anak-anak Diploma "Electronics Troubleshooting", karena keahlian di diploma ditekankan di troubleshooting, tidak seperti S1 yg Design and Analysis.
lebih lengkapnya ada di buku acuan yg saya pake judulnya sama karangan Daniel R. Tomal Neal S. Widmer (McGraw Hill)
disitu ada lengkap tentang cara pengukuran komponen dari resistor sampai IC dan teknik-teknik troubleshooting.

mungkin yg dengan bahasa sederhana nanti akan diberikan oleh rekan-rekan mahasiswa (exa, ekow, nananx dkk)

tapi pada dasarnya untuk reparasi (maksud per?annya kan untuk reparasi to?)
ada beberapa step yg mesti diperhatikan
1. bertanya pada yg punya penyebab masalah/kerusakan dst (describe the problem)
2. bandingkan dengan problem yg sejenis yg pernah ditemukan
3. mungkin tidak ada masalah, hanya kesalahan pengoperasian (karena yg pernah saya tahu, ada Televisi yg tidak bisa menampilkan gambar, ternyata hanya karena si empunya membersihkan bagian dalam dan ada saklar yg berubah dari On ke OFF )
(describe all differences, seperti noise, bau yg aneh seperti terbakar dsb)
4. bandingkan komponen mana yg masih Ok mana yg tidak dan seberapa jauh kerusakannya
5. yakinkan dengan testing, lihat yg mungkin tidak tertangkap jelas seperti toleransi komponen yg sudah berubah, atau perubahan warna dari komponen

Monitor komputer yang sekarang banyak di gunakan adalah sejenis VGA atau Super VGA dengan card adapter VGA bermemori antara 256 KB dengan 2 MB dan terus di kembangkan mengikuti perkembangan Hardware dan software. Sementara itu kerusakan monitor tidak menampilkan gambar sama sekali, walaupun lampu indikator menyala. Kondisi ini akan semakin parah jika di tambah dengan kerusakan akibat VGA card (adapter) yang tidak di ketahui sebelumnya.

Cara mudah untuk memperbaiki monitor komputer yang demikian adalah dengan memeriksa aliran listrik menuju rangkaian catu daya monitor, lantas distribusinya ke rangkaian lain sebagai berikut :
[1]. Bukalah tutup belakang monitor agar seluruh komponen at terlihat dan terjangkau oleh peralatan bengkel seperti multimeter, toolset, serta alat bantu lainnya. Berhati-hatilah dengan kondisi monitor yang terbuka ini, terutama pada saat listrik masuk pada rangkaian, sebab terdapat tegangan ekstra tinggi sebesar 16.000 volt sampai 30.000 volt yang berbahaya bagi tubuh manusia.
[2]. Siapkan Multimeter untuk mengukur tegangan AC yang masuk pada rangkaian catu daya monitor, normalnya akan terukur besar 220 volt. Lanjutkan dengan mengukur tegangan DC yang di keluarkan catu daya untuk rangkaian monitor seluruhnya.Tegangan DC pada setiap monitor berbeda merk dan jenis besarnya berlainan sesuai dengan rancangan pabrik masing masing. Pergunakan skema sesuai dengan jenis monitor yang sedang di perbaiki, skema tersebut dapat anda peroleh pada kemasan buku manual lengkap ketika membeli monitor.
[3]. Ukurlah tegangan konektor pada transistor power horisontal output, umumnya sebesar 90 Volt DC pada kondisim normal. Tegangan ini menujukkan kondisi kerja pembangkit tegangan tinggi yang dapat menyalakan tabung gambar. Apabila tegangan ini turun sampai separuhnya, dapat di pastikan terdapat kerusakan pada rangkaian horisontal, gantilah dengan transistor power yang baru. Untuk mengganti transistor power yang baru sebaiknya menggunakan type yang sama persis, kecuali jika tidak memungkinkan maka dapat di ganti dengan transistor lain yang sifatnya sama dan rating tegangannya lebih tinggi.
[4]. Putarlah penggantung intensitas cahaya (brigthness) pada panel depan monitor hingga pada posisi maksimum. Lihat reaksinya pada tabung gambar, bila tidak ada perubahan periksalah rangkaian sekitar trafo tegangangan ekstra tinggi (flay back) di tempat anda (Surabaya-pasar genteng, di Jakarta-Glodok, di Bandung-Cikapundung). Pemeriksaan ini perlu di lakukan untuk mengecek apakah trafo tersebuit masih dapat membangkitkan tegangan ekstra tinggi untuk menyalakan tabung gambar.
[5]. Kerusakan dapat terjadi pada dioda tegangan tinggi yang bertugas menyearahkan sinyal horisontal menjadi tegangan DC 16.000 Volt - 30.000 Volt. Untuk menguji dioda tegangan tinggi pergunakan high voltage probe untuk multimeter yang khusus untuk keperluan pengetesan tegangan tinggi. Bandingkan perbedaan tegangan Ac yang masuk trafo dengan tegangan DC yang dikeluarkan diode , tegangan DC yang terukur pada katoda diode sekitar 16.000 Volt - 30.000 Volt. Berhati-hatilah menggunakan probe tegangan tinggi ini,sentuhan ke konduktor yang salah akan menimbulkan bunga api.
[6]. Dapat juga di periksa kapasitor yang menghubungkan trafo tegangan tinggi dengan ground. Lepaskan kapasitor ini dan ukurlah dengan multimeter, apabila ada kebocoran gantilah dengan kapasitor baru. Kapasitor yang sudah kering akan merubah nilai kapasitasnya dan berakibat berubahnya impedansi pada rangkaian.Perubahan impedansi ini akan mempengaruhi trafo tegangan ekstra tinggi yang tidak dapat menghasilkan tegangan sesuai keperluan, hal ini akan terlihat pada layar monitor yang suram, kurang terang atau pengatur brightness tidak berfungsi.
[7]. Disamping gangguan diatas, monitor tidak menampilkan gambar di sebabkan oleh kerusakan transistor power pada catu daya, FUSE putus, transistor horisontal output, kapasitor kompling output, diode tegangan tinggi, gulungan defleksi putus (terbakar), matrix RGB kehilangan masukan dan sebagainya. Pergunakan skema lengkap monitor yang menunjukkan masing-masing bagian dan periksalah secara urut mulai dari catu daya hingga menuju tabung gambar.
[8]. Setelah seluruh komponen yang mengalami kerusakan di ganti baru, hidupkan komputer untuk mencoba monitor yang baru saja di perbaiki dengan program diagnosis. Program Diagnosis yang di jalankan khusus pada menu test display dapat di jadikan pedoman untuk memperbaiki monitor komputer, seperti check-It, QAPlus, PC-Technician, JC-Bench dan sebagainya.


[+/-] Selengkapnya...